Rabu, 29 April 2015

Fakta Mencengangkan Shalat Subuh Di Turki


Ini fakta di Turki yg diceritakan Prof Didin Hafiduddin saat berceramah di Masjid Al Irsyad tentang KEBANGKITAN BANGSA TURKI sekarang ini.

Pembangunan Nasional Luar Biasa tanpa bantuan pinjaman dari Luar Negeri (Bandingkan dg Indonesia yg hutangnya nomer 5 di dunia, yg sekarang mencapai Rp 3000 Triliun )
Pemerintah Turki saat itu mencanangkan 3 Program Nasional.
1.Gerakan Sholat Subuh Berjamaah di Masjid.
2.Gerakan Infaq Shodaqoh
3.Gerakan Ekonomi Ummat

GERAKAN SHOLAT SUBUH DI MASJID memperoleh sambutan luar biasa dan MENCENGANGKAN.....!
Beliau (Prof Didin) menyaksikan bahwa SHOLAT SUBUH SAMA SEPERTI SHOLAT JUMAT.

Luar biasa dan yg lebih mencengangkan Para Remaja Turki ke masjid dgn mobil-mobil mewah di parkir di halaman masjid.

Saya ke Turki sekitar tahun 1990, jangankan sholat shubuh, sholat mahgrib dan isya saat itu tidak ada jamaahnya. Saya sholat sendiri di Masjid hny dg istri dan anak.

Ternyata SHOLAT SUBUH BERJAMAAH DI MASJID MENGHASILKAN RAHASIA YANG MENAKJUBKAN.

Berbagai Kesulitan Nasional Turki, nampaknya bisa dipecahkan dengan
Mulus dan Lancar karena adanya sholat Subuh yang berjamaah tsb.

(Prof. Didin Hafiduddin tentang PERUBAHAN SOSIAL DI TURKI)

Enggan Mengikuti Imam yang Berqunut Shubuh? Ini Fatwa Arab Saudi


Seringkali kita menyaksikan saudara kita yang tengah shalat shubuh berjamaah tidak mengikuti imam yang sedang berqunut. Alih-alih mengikuti gerakan imam, justru di tidak ikut berqunut. Bolehkah yang demikian dilakukan? Padahal ia sedang ikut shalat berjamaah?

Komite Tetap Kajian dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi menyatakan, jika makmum yang beranggapan tidak ada qunut di Shalat Shubuh, sementara ia shalat Shubuh di belakang imam yang berqunut, maka hendaknya ia mengikuti gerakan imam. Ini karena, keputusan imam untuk berqunut, juga memiliki sandaran dalil. Sekalipun, komite ini berpandangan hukum berqunut saat shubuh tidak dianjurkan.

Komite ini mengutip pendapat dari Ibnu Taimiyah, dalam Majmu’ al-Fatawa. Sosok berjuluk Syaikh al-Islam itu, menegaskan hendaknya makmum mengikuti gerakan apapun dari imam, selama masih berada dalam ranah ijtihad.

Jika imam berqunut, maka ikutlah berqunut. Sebaliknya, bila imam tidak berqunut maka jangan sekali-kali berqunut sendiri. Ini penting. Karena, keberadaan imam itu untuk ditaati.”Seorang imam (shalat) ditunjuk supaya diikuti,” demikian sabda Rasulullah SAW.

Pandangan ini juga diungkapkan oleh Ibnu Qudamah al-Maqdisi, dalam kitab al-Mughni. Ia menyebutkan, jika seorang imam berqunut maka hendaknya makmum mengamininya. Para ulama sepakat mengatakan demikian. Ini juga pandangan yang dirujuk oleh Imam Ahmad, Ishaq, dan imam lainnya.

Ibnu Qudamah menambahkan, dirinya belum mendapati satupun ulama yang secara tegas melarang ikut qunut dan mengamininya, jika sang imam berqunut. Uraian yang sama juga ditegaskan oleh Syekh Ibn Qasim dalam kitab Hasyiyah ar-Raudh.   (rpblk) 


From : http://muslimina.blogspot.com

Kamis, 23 April 2015

10 Kesalahan Dalam Mendidik Anak Menurut Islam

10 Kesalahan Dalam Mendidik Anak Menurut Islam – Orang tua yang baik adalah orang tua yang selalu berusaha untuk mendidik anak mereka agar menjadi anak yang soleh, beriman dan berakhlak mulia. Cara mendidik anak yang salah dapat berakibat buruk pada pembentukan karakter anak, meskipun ada faktor lain diluar keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan mereka.

mendidik-anak

Menurut Islam tugas memelihara anak kita agar menjadi anak yang beriman adalah wajib, seperti yang tercantum dalam Firman Allah Dalam Quran Surah At Tahrim ayat 6, dengan terjemahan: 

" Wahai orang-orang beriman! Peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu...".

Ada beberapa kesalahan yang harus kita hindari dalam mendidik anak menurut islam agar anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang beriman, soleh dan berakhlak mulia. Berikut 10 kesalahan orang tua dalam mendidik anak-anak mereka menurut islam.

1. Memberi didikan yang tidak seimbang
Tidak seimbang antara didikan jasmani (fisik), rohani (keagamaan) dan keilmuan. Saat ini banyak orang tua yang lebih mementingkan pendidikan ilmu (misalnya matematika, ipa, bahasa inggris, dll) dari pada pendidikan keagamaan.

2. Menegur anak secara negatif
Mengeluarkan kata-kata kasar dan makian kepada anak-anak saat kita marah karena kesalahan yang diperbuat anak. Janganlah kita membandingkan anak kita dengan saudaranya atau anak orang lain.

3. Tidak tegas dalam mendidik anak
Tidak menjadwalkan kegiatan harian yang positif bagi anak dan terlalu memfokuskan anak-anak kepada sesuatu aktivitas saja tanpa memperhatikan perasaan mereka.

4. Kurang mengawasi acara TV ataupun video yang ditonton anak.
Pengawasan terhadap apa yang ditonton anak sangat penting, kerena saat ini banyak acara TV menonjolkan akhlak yang kurang baik, seperti pergaulan bebas, pakaian yang tidak sesuai kaidah agama dan perbuatan yang tidak pantas ditonton anak-anak.

5. Tidak mengajarkan kebiasaan yang baik di rumah 
Tidak pernah mengajar anak untuk memberi dan membalas salam, makan bersama, solat berjemaah, beribadah bersama-sama, dan sebagainya. 

6. Kurang memberi sentuhan kepada semua anak.
Rasulullah sering membelai cucu-cucunya dan mencium mereka. Diriwayatkan oleh Aisyah r.a.:
Pada suatu hari Rasulullah SAW mencium Al-Hassan atau Al Hussien bin Ali r.a. Ketika itu Agra' bin Habis At-Tamimiy sedang berada di rumah baginda. Berkata Agra' : "Ya Rasulullah! Aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium seorang pun dari mereka." Rasulullah melihat kepada Agra' kemudian berkata : "Siapa yang tidak mengasihi tidak akan dikasihi."-(Maksud Al-Hadith Riwayat Bukhari dan Muslim)
7. Terlalu bergantung kepada pembantu rumah untuk mendidik anak-anak.
Sebagai orang tua kitalah yang akan ditanyakan mengenai anak-anak kiata di akhirat kelak. Oleh karena itu menjadi kepentingan kita untuk berusaha memastikan anak-anak terdidik dengan didikan Islam.

8. Bertengkar di depan anak-anak.
Ini akan menyebabkan anak-anak tertekan dan membenci salah seorang dari ibu bapaknya.

9. Penampilan diri yang kurang baik dan kurang pantas.
Orang tua tidak menunjukkan cara berpakaian yang pantas dan yang sesuai syariat bila berada di rumah, yaitu berpakaian yang tidak rapih dan seksi di hadapan anak-anak.

10. Membiarkan orang yang tidak baik sikap dan perbuatannya masuk ke dalam rumah kita, balk dari kalangan sahabat sendiri ataupun sahabat anak-anak.
Hal ini akan memberikan contoh yang tidak baik kepada anak-anak.

Demikianlah 10 Kesalahan Dalam Mendidik Anak Menurut Islam yang patut kita hindari sebagai orang tua yang berkewajiban mendidik anak kita menjadi anak yang beriman, soleh dan berakhlak mulia. Semoga artikel ini dapat menjadi tips yang berguna bagi Anda semua. Sekian dan terima kasih.
 
From : http://bacasitus.blogspot.com

Lima Poin Pendidikan Anak Dalam Islam

Bunda, apakah ilmumu hari ini? Sudahkah kau siapkan dirimu untuk masa depan anak-anakmu? Bunda, apakah kau sudah menyediakan tahta untuk tempat kembali anakmu? Di negeri yang Sebenarnya. Di Negeri Abadi? Bunda, mari kita mengukir masa depan anak-anak kita. Bunda, mari persiapkan diri kita untuk itu.
Hal pertama Bunda, tahukah dikau bahwa kesuksesan adalah cita-cita yang panjang dengan titik akhir di Negeri Abadi? Belumlah sukses jika anakmu menyandang gelar atau jabatan yang tertinggi, atau mengumpulkan kekayaan terbanyak. Belum Bunda, bahkan sebenarnya itu semua tak sepenting nilai ketaqwaan. Mungkin itu semua hanyalah jalan menuju ke Kesuksesan Sejati. Atau bahkan, bisa jadi, itu semua malah menjadi penghalang Kesuksesan Sejati.

Gusti Allah Yang Maha Mencipta Berkata dalam KitabNya:

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS 3:185)

Begitulah Bunda, hidup ini hanya kesenangan yang menipu, maka janganlah tertipu dengan tolok ukur yang semu. Pancangkanlah cita-cita untuk anak-anakmu di Negeri Abadi, ajarkanlah mereka tentang cita-cita ini. Bolehlah mereka memiliki beragam cita-cita dunia, namun janganlah sampai ada yang tak mau punya cita-cita Akhirat.

Kedua, setelah memancangkan cita-cita untuk anak-anakmu, maka cobalah memulai memahami anak-anakmu. Ada dua hal yang perlu kau amati:

Pertama, amati sifat-sifat khasnya masing-masing. Tidak ada dua manusia yang sama serupa seluruhnya. Tiap manusia unik. Pahami keunikan masing-masing, dan hormati keunikan pemberian Allah SWT.

Yang kedua, Bunda, fahami di tahap apa saat ini si anak berada. Allah SWT mengkodratkan segala sesuatu sesuai tahapan atau prosesnya.
Anak-anak yang merupakan amanah pada kita ini, juga dibesarkan dengan tahapan-tahapan.

Tahapan sebelum kelahirannya merupakan alam arwah. Di tahap ini kita mulai mendidiknya dengan kita sendiri menjalankan ibadah, amal ketaatan pada Allah dan juga dengan selalu menjaga hati dan badan kita secara prima. Itulah kebaikan-kebaikan dan pendidikan pertama kita pada buah hati kita.

Pendidikan anak dalam Islam, menurut Sahabat Ali bin Abitahalib ra, dapat dibagi menjadi 3 tahapan/ penggolongan usia:

  1. Tahap BERMAIN (“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain), dari lahir sampai kira-kira 7 tahun.
  2. Tahap PENANAMAN DISIPLIN (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari kira-kira 7 tahun sampai 14 tahun.
  3. Tahap KEMITRAAN (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai sahabat) kira-kira mulai 14 tahun ke atas.

Ketiga tahapan pendidikan ini mempunyai karakteristik pendekatan yang berbeda sesuai dengan perkembangan kepribadian anak yang sehat. Begitulah kita coba memperlakukan mereka sesuai dengan sifat-sifatnya dan tahapan hidupnya.

Hal ketiga adalah memilih metode pendidikan. Setidaknya, dalam buku dua orang pemikir Islam, yaitu Muhammad Quthb (Manhaj Tarbiyah Islamiyah) dan Abdullah Nasih ’Ulwan (Tarbiyatul Aulad fil Islam), ada lima Metode Pendidikan dalam Islam.

Yang pertama adalah melalui Keteladanan atau Qudwah, yang kedua adalah dengan Pembiasaan atau Aadah, yang ketiga adalah melalui Pemberian Nasehat atau Mau’izhoh, yang keempat dengan melaksanakan Mekanisme Kontrol atau Mulahazhoh, sedangkan yang terakhir dan merupakan pengaman hasil pendidikan adalah Metode Pendidikan melalui Sistem sangsi atau Uqubah.

Bunda, jangan tinggalkan satu-pun dari ke lima metode tersebut, meskipun yang terpenting adalah Keteladanan (sebagai metode yang paling efektif).

Setelah bicara Metode, ke empat adalah Isi Pendidikan itu sendiri. Hal-hal apa saja yang perlu kita berikan kepada mereka, sebagai amanah dari Allah SWT.
Setidak-tidaknya ada 7 bidang. Ketujuh Bidang Tarbiyah Islamiyah tersebut adalah: (1) Pendidikan Keimanan (2) Pendidikan Akhlaq (3) Pendidikan Fikroh/ Pemikiran (4) Pendidikan Fisik (5) Pendidikan Sosial (6) Pendidikan Kejiwaan/ Kepribadian (7) Pendidikan Kejenisan (sexual education). Hendaknya semua kita pelajari dan ajarkan kepada mereka.


Ke lima, kira-kira gambaran pribadi seperti apakah yang kita harapkan akan muncul pada diri anak-anak kita setelah hal-hal di atas kita lakukan? Mudah-mudahan seperti yang ada dalam sepuluh poin target pendidikan Islam ini: Selamat aqidahnya, Benar ibadahnya, Kokoh akhlaqnya, Mempunyai kemampuan untuk mempunyai penghasilan, Jernih pemahamannya, Kuat jasmaninya, Dapat melawan hawa nafsunya sendiri, Teratur urusan-urusannya, Dapat menjaga waktu, Berguna bagi orang lain.

Insya Allah, Dia Akan Mengganjar kita dengan pahala terbaik, sesuai jerih payah kita, dan Semoga kita kelak bersama dikumpulkan di Negeri Abadi. Amin. Wallahua’lam, (SAN)

Catatan:

  • Lima Poin Pendidikan Anak: -1.Paradigma sukses-2.Mengenal Tahapan dan Sifat-3.Metode-4.Isi-5.Target.
  •  Buku Muhammad Quthb (Manhaj Tarbiyah Islamiyah) diterjemahkan dengan judul “Sistem Pendidikan Islam” terbitan Al-Ma’arif Bandung, dan buku Abdullah Nasih ’Ulwan (Tarbiyatul Aulad fil Islam) diterjemahkan dengan judul Pendidikan Anak Dalam Islam.

From : http://www.eramuslim.com

Rabu, 22 April 2015

5 Tips Membuat Kelas Menyenangkan

Belajar di kelas. Aktifitas yang satu ini menjadi menu harian untuk bapak ibu guru dan para murid di sekolah. Sebagai guru, yang merupakan fasilitator utama, guru sangat berperan untuk membuat menu harian ini dalam sajian yang segar, menarik, tidak membosankan dan tentunya bergizi.
Penyajian yang selalu baru menjadi salah satu faktor untuk menentukan hasil dari proses belajar mengajar. Nah, apa tips dan trik dari bapak ibu guru yang biasa bapak ibu guru lakukan untuk membuat menu harian ini segar dan bergizi? Intip yuks beberapa cara membuat kelas menyenangkan berikut ini!
1. Hindari berdiri di satu posisi
Dalam cara konvensional dalam mengajar, guru selalu mengajar dengan posisi yang sama yaitu di depan kelas. Guru duduk di belakang meja guru atau berdiri di depan papan tulis. Guru biasanya meminta murid untuk membuka buku pelajaran atau membagikan foto kopi materi pelajaran. Kemudian materi tersebut dibahas bersama-sama. Metode ini dikaji sebagai salah satu metode yang tidak efektif, karena belajar terjadi hanya satu arah, guru menyampaikan dan murid mendengarkan. Kira-kira akan berapa lama anak-anak akan bertahan untuk menyimak pelajaran yang diajarkan? 10 menit? 15 menit? Coba saja.
Bandingkan dengan mobile teaching. Guru bisa membahas mata pelajaran dalam jarak dekat dengan murid. Matematika misalnya. Dengan metode mobilitas di dalam kelas, guru bisa benar-benar turun untuk membantu murid menjelaskan penggunaan rumus, perkalian dan lain sebagainya. Selain itu, hal ini juga bisa membantu murid untuk lebih relax, menciptakan suasana bahwa mereka memang sedang belajar bersama dengan guru mereka, bukan selalu diajari atau digurui.
Terlebih, mereka akan merasakan keterlibatan guru secara emosional. Dengan berjalan-jalan, berpindah-pindah posisi, guru juga akan lebih mengetahui secara detail situasi kelas, bahkan melihat apa yang dikerjakan oleh muridnya, satu-persatu. Apakah Donny sedang melamun, Carol sedang menggambar karena bosan, atau ada murid yang bisik-bisik, corat-coret dan lain sebagainya.
2. Pancing ide anak sebanyak-banyaknya
Full attention atau atensi penuh bisa juga didapat dari memancing pendapat, diskusi atau berdebat argument. Tidak semua anak bisa mengeluarkan idea tau pendapat mereka. Sebagai guru, kita harus percaya pada kemampuan dari masing-masing anak. Pacu mereka untuk berani berpendapat, hargai apapun yang mereka ungkapkan. Dengan demikian, selain memberikan materi pelajaran, kita juga melatih mereka untuk terbuka pada perbedaan ide dan mendengarkan orang lain. Hal ini menjadi sangat penting bagi anak, karena ini akan menjadi bekal untuk mereka berinteraksi dengan orang lain, dengan teman, guru, orang tua atau siapa saja yang mereka temui.
3. Bervariasi
Sajikan mata pelajaran dengan berbagai variasi. Misalnya di awal pelajaran, bapak ibu guru bisa memberikan aktivitas untuk class warming up, seperti berdiri bersama dan melakukan yel-yel, atau games selama 5 menit, atau cerita lucu atau apapun yang bisa memberikan semangat dan menyatukan spirit anak untuk belajar bersama bapak ibu guru selama 45 menit atau 90 menit ke depan. Bisa juga setelah 15 menit menjelaskan mata pelajaran, bapak ibu guru bisa menyisipkan kuis selingan. Perbanyak diskusi dengan anak-anak murid. Di akhir pelajaran, bisa ditutup dengan tanya jawab singkat mengenai mata pelajaran yang diajarkan.
4. Berikan perhatian ke semua anak
Yang sering terjadi di kelas adalah guru akan cenderung lebih memperhatikan murid yang pintar dan aktif. Kita coba tarik kembali ke masa kita sekolah dulu. Jika memang kita sebagai anak aktif, kita akan merasa kita sangat diperhatikan oleh guru.
Jika kita diam saja di kelas, maka kita juga tidak akan berkesempatan untuk menuangkan ide ataupun mengaktualisakan diri kita di kelas. Makanya sering muncul jargon, jadilah anak ‘yang paling’…paling pintar, paling paling cantik, paling badung, paling suka telat… Yang penting menjadi ‘paling’, entah paling apa, karena dengan paling, kita baru akan diperhatikan oleh guru.
Bagaimana dengan anak-anak yang dalam taraf biasa-biasa saja? Sekarang ketika menjadi seorang guru, sebenarnya tugas seorang guru lah untuk mengeksplore ‘benih-benih paling’ yang ada di dalam diri masing-masing anak. Sebagai guru, guru harus percaya bahwa setiap anak punya talenta dan potensi yang berbeda-beda.
5. Maksimalkan teknologi
Salah satu alat yang membantu guru untuk menciptakan suasana aktif dan segar adalah teknologi. Manfaatkan teknologi yang ada, seperti laptop, internet dan projektor untuk mengubah materi pelajaran text book ke audio visual. Dengan penyajian yang baik dan menarik, fokus anak akan lebih terarah pada materi yang disampaikan. Jangan ragu untuk mengotak-atik atau membuat sesuatu yang berbeda dengan teknologi.
Dengan satu klik di sebuah website, guru bisa mendapatkan berbagai pengetahuan yang bisa diseleksi menyesuaikan mata pelajaran yang sedang dibahas. Berbagai situs tentang edukasi dan pengetahuan tersedia, salah satunya adalah portal kesekolah.com yang menyajikan berbagai artikel dari kesehatan, pendidikan, berita, solusi edukasi dan lain sebagainya. Dengan demikian, pembahasan materi yang dilakukan di dalam kelas akan lebih bervariasi dan selalu segar, karena informasi dari internet selalu update dan terkini.

Source : www.kesekolah.com

Trik Mengajar Supaya Siswa Tertarik dan Termotivasi

Saya sebenarnya bukanlah seorang guru, namun hanya seorang yang suka berbagi ilmu meskipun cuma sedikit. Semenjak SMA, saya sudah terbiasa berbagi ilmu. Pertama kali saya berbagi ilmu dalam “jumlah besar” adalah ketika saya bertukar ilmu dengan seorang guru SMA saya.
Jadi guru jangan naif, kadang murid lebih pintar.

Jadi guru jangan naif, kadang murid lebih pintar.
Saya sebut bertukar ilmu karena beliau mengajarkan saya pelajaran fisika (karena beliau bukan guru kelas saya) dan saya mengajarkan beliau menggunakan komputer. Pada masa itu komputer masih merupakan barang langka sehingga hanya sedikit orang yang bisa dan kebetulan saya adalah orang yang beruntung itu. Dari pengalaman berkali-kali menjadi tentor dalam beberapa pelatihan blog, Linux, marketing, MLM dan juga duduk sebagai siswa, saya kemudian menetapkan standar bagaimana cara untuk mengajar itu.

Mengajar itu horisontal, bukan vertikal

Sifat mengajar yang horisontal berarti kita sebagai tentor menempatkan diri sama tinggi dengan siswa kita. Kita berbicara sebagai orang yang lebih dahulu tahu, bukan lebih pintar. Kita mentransfer ilmu, bukan memberi ilmu. Saya seringnya mengatakan seperti ini setelah perkenalan:
“Saya berdiri di depan anda sekalian bukan karena saya lebih pintar dari anda, namun hanya karena saya mengenal ilmu ini lebih dahulu daripada anda. Mungkin suatu saat diantara anda sekalian ada yang lebih mengerti ilmu ini daripada saya. Saya berkeyakinan kuat akan hal ini.”
Pernyataan diatas sudah memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih santai dan lebih menikmati kebersamaannya dengan anda. Jika kelas sudah santai dan dinikmati, maka pelajaran mudah diberikan. Dalam memberikan pelajaran, anggaplah kita sedang bercerita tentang pengalaman sehingga ilmu apapun itu tidak terkesan menyeramkan.

Mengajar itu memberikan motivasi

Murid yang termotivasi, tidak mencontek.
Murid yang termotivasi, tidak mencontek.
Dalam mengajar, pastikan selalu memberikan motivasi kepada murid-murid kita. Motivasi bisa dilakukan di seluruh waktu, namun ada waktu-waktu yang terbaik.

Motivasi di pertemuan pertama

Untuk ini saya menjiplak guru SD saya dulu, namanya pak Jamari, beliau adalah guru IPA kelas 2. Saat pertemuan pertama, beliau membawa sebuah gambar Thomas Alva Edison dan memajangnya di depan kelas lalu bercerita tentang Thomas Alva Edison. Ketika saya naik kelas, saya melihat guru saya itu melakukan hal yang serupa pada adik kelas saya. Ya, setidaknya bagi anak-anak kelas 2 SD, kisah Edison itu inspiratif. :)

Motivasi pada tengah pelajaran

Saya terbiasa memberikan hadiah bagi mereka yang dapat mengerjakan sesuatu yang saya tugaskan di tengah-tengah pelajaran. Ini saya tiru dari seorang guru biologi SMP saya. Reward itu bisa berupa makanan atau minuman dan terkadang alat tulis. Reward ini bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Mungkin untuk guru sekolah bisa dengan menjanjikan kebebasan pekerjaan rumah bagi yang dapat menjawab pertanyaan. Yah, hal-hal semacam itulah, tergantung bagaimana kreatifitas dan keadaan.

Motivasi di akhir pelajaran

Untuk ini saya mencontoh dari tayangan di TV yang menampilkan kilasan sebelum jeda iklan. Saya terbiasa memberikan preview pelajaran selanjutnya pada bagian yang menarik sebelum kelas berakhir. Hal ini membuat siswa kita menjadi semangat untuk mengikuti kelas kita selanjutnya. Penasaran adalah senjata guru untuk membuat kelasnya menjadi diminati oleh murid-muridnya. :)
Dan tak lupa, sebagai seorang guru kita haruslah menjadi seseorang yang dapat menyakinkan murid kita bahwa mereka hebat. Kita harus bisa menanamkan kepada mereka bahwa mereka pasti bisa melakukan apa saja asalkan berusaha dengan baik. Hal ini dapat kita tempuh dengan menghindari kalimat-kalimat yang menurunkan keyakinan terhadap diri mereka sendiri. Saya sendiri berpendapat bahwa tidak ada orang bodoh, hanya saja memiliki pemahaman yang berbeda.

Mengajar itu memberikan contoh

Seorang guru SMA saya pernah mengatakan bahwa “ajarkan apa yang kamu bisa, bukan apa yang kamu tahu”. Maksudnya adalah apa yang kita ajarkan sebaiknya adalah sesuatu yang kita mengerti dan bisa kita lakukan. Lakukan dengan memberikan contoh. Ketika memberikan pelatihan, saya lebih banyak memberikan contoh dan mempraktekkan langsung supaya siswa mengerti dan tidak hanya mengimajinasikan dalam pikiran saja. Oleh karena itu sebagai guru kita harus paham konsep dari suatu hal yang diajarkan. Pemahaman konsep akan membuat kita mudah memberikan contoh apa saja dan memecahkan problematika yang mungkin dihadapi oleh para siswa.
Hal-hal diatas hanyalah sekelumit dari bagaimana mengajar yang baik. Selain dari pengalaman mengajar, pengalaman saya duduk sebagai siswa dari kecil hingga dewasa juga mempengaruhi kesimpulan tentang bagaimana seharusnya seorang guru itu mengajar. Mungkin ada yang mau menambahkan?

From : https://hanyalewat.com

Senin, 13 April 2015

Futuhat Nusantara, oleh: Ust. Salim A. Fillah.

Futuhat Nusantara dimulai dari perjalanan Ibnu Bathutah. Sesampainya di nusantara beliau menyusun sebuah catatan perjalanan.
Ibnu Bathutah menceritakan sebuah pulau yang sangat lebat pepohonannya yang mengingatkan beliau kepada Andalusia, sehingga pulau tersebut dijuluki Andalas (Sumatera).
Perjalanan beliau ke timur mempertemukan beliau pada pulau Yawaddi (Jawadwipa/Jawa). Ke timur lagi, beliau menceritakan tentang pulau yang wangi dan sumber rempah-rempah dan pada pulau itu terdapat banyak sekali raja-raja kecil, sehingga dinamai Jaziratul Muluk (Maluku). Semakin ke timur beliau sampai di pulau yang mana penduduknya telanjang, sehingga dijuluki Jaziratul ‘Uryan (Irian).
Catatan Ibnu Bathutah dibaca oleh Sultan Muhammad I (kakek Muhammad al-Fatih) dengan membuat perencanaan untuk datang ke Nusantara.
Di Pulau Yawaddi (Jawa) di mana penduduknya bercocok tanam hanya dengan bergantung pada hujan, maka Sultan mengirim seorang ‘alim (‘ulama’) ahli irigasi: Maulana Malik Ibrahim.
Di Pulau Yawaddi, penduduknya dikenal suka menyembah pohon, hutan, gunung dan percaya dukun sakti, maka Sultan mengirim seorang ahli ruqyah: Maulana Maghribi I asal Maroko. Karena Maulana Maghribi I ingin masuk ke pedalaman namun tidak bisa makan nasi, maka beliau dibekali tepung beras untuk membuat roti. Beliau mendapatkan julukan Ki Ageng Gribik (di Klaten) dan setiap tahun haulnya dirayakan dengan membagi-bagikan roti yang dahulu sering beliau lakukan, yaitu apem. Maulana Maghribi I ini bertubuh besar dan kelak dikarakterkan sebagai Semar oleh Sunan Kalijaga.
Lalu dikirim ‘alim Maulana al-Baqir (dikenal dengan nama Jawa Syeikh Subakir) seorang ahli antroplogi dan beliau membuat perencanaan pembangunan kota. Maulana al-Baqir ini berperawakan kurus dan mancung dan kelak akan dikarakterkan sebagai Petruk, beliau wafat dan dimakamkan di Merapi.
Pada saat itu Majapahit buruk secara administrasi (tata negara), maka Sultan mengirim seorang ‘alim ahli tata negara Maulana ‘Ali Rahmatullah, dikenal di Jawa dengan nama Raden Rahmat dan beliau membangun akademi tata negara di Ampel. Di sana banyak pangeran Majapahit yang dikirim untuk belajar dan beliau dikenal dengan nama Sunan Ampel. Sunan Ampel menikah dengan putri dari kerajaan Campa >> Jeumpa >> Aceh. Kelak kerajaan Jeumpa akan bersatu dengan Samudera Pasai, Pidie, dll membentuk Kesultanan Aceh Darussalam.
Kerajaan Majapahit krisis tentara, maka Sultan mengirim ‘alim trainer ketentaraan, ahli perang yang dikenal di Jawa sebagai Sunan Ngudung (nama asli beliau masih dilacak). Beliau memiliki anak bernama Maulana Jafar Ash-Shaddiq. Mereka berasal dari Palestina dan kelak beliau mendirikan kota Quds yg saat ini lebih dikenal nama Kudus dan mendirikan Masjid Al-Aqsha Menara Kudus. 
Begitu seterusnya hingga berdirilah kesultanan yang bernama Kesultanan Demak. Demak-lah yang berhasil mengirim 300 kapal perang untuk berjihad di Selat Malaka. Raja-raja Demak sangat zuhud. Rumah mereka tidak berbeda dengan rumah rakyat, yaitu berasal dari kayu. Hal ini menyebabkan hingga saat ini belum ditemukan istana raja Demak.
Raja-raja Demak sangat mencurahkan perhatian dalam pembangunan masjid. Hal ini kontras dengan Majapahit yang kala itu semakin bobrok namun para pejabatnya masih bermewah-mewah dan menindas rakyat. 
Dari Demak-lah muncul tim dakwah yang dikenal dengan nama Walisongo. Tim ini dalam waktu kurang dari 50 tahun berhasil meng-convert sebuah imperium Hindu menjadi Islam dari pemegang kekuasaan hingga rakyat-rakyatnya.
Jawa, Banjar, Palembang, Jambi adalah wilayah kekuasaan Demak kala itu. Namun begitu, kemashyuran Demak sampai ke Ternate dan banyak raja-raja Ternate yang berguru ke Demak. Sultan Tidore, Goa & Tallo, Wajo, Bone, Luwuk datang semua ke Demak untuk belajar Islam.
Dst..

Minggu, 12 April 2015

📝 Vitamin A untuk Anak Kita

Narasumber: Elly Risman, Psi
(Direktur dan Psikolog Yayasan Kita dan Buah Hati)
〰〰〰〰〰〰〰〰
Tantangan zaman yang luar biasa berat bagi anak-anak kita saat ini membutuhkan Vitamin A (Ayah) yang memiliki peranan sangat penting dalam proses tumbuh kembang anak 💪👨
Ayah…
Engkaulah nahkoda, penentu Garis Besar Haluan Keluarga, engkau yang menentukan kemana keluarga kita akan kau bawa 🚢⛵🚤🚣⚓
Engkau bukan hanya pencari rizki yang penuh berkat, yang menyediakan makanan lezat dan pakaian yang hangat, serta  rumah dan isinya yang tak mudah berkarat, bagi kami kau adalah pembimbing anak & istri yang hebat 🍲🍹👕👚🏡👪
Ayah..
Engkau adalah pembuat kebijakan dan peraturan, engkau pula yang menentukan standar keberhasilan. 👍👊👏
Ayah..
Engkau senantiasa melakukan pemantauan dan perawatan terhadap kami dan harta benda yang kau titipkan. 💑👫💍💎🚲🚗🚘
Ayah..
Luangkan waktumu lebih banyak lagi ya. Obrolan sederhana yang kau bangun dengan anak kita, membuat ia menjadi anak yang:
🌸Tumbuh menjadi orang dewasa yang suka menghibur
🌸Punya harga diri yang tinggi
🌸Prestasi akademis di atas rata-rata, dan
🌸Lebih pandai bergaul
Ayah lain yang kurang ngobrol dan bercengkrama dengan anak, ternyata menyebabkan anak perempuannya:
👧Cenderung mudah jatuh cinta dan mencari penerimaan dari laki-laki lain
👧7-8 kali lebih mungkin memiliki anak diluar pernikahan.
👧Cenderung suka lelaki yang jauh lebih tua, dan
👧Cenderung lebih mudah bercerai
Ternyata hal ini berlaku pada anak perempuan dari latar belakang sosial ekonomi apapun.😵😣:twisted:
Sedangkan anak laki-laki yang jarang diajak ngobrol oleh ayahnya,
👦Lebih beresiko terlibat pornografi, narkoba, dan tindak kriminal
👦Cenderung lebih cepat puber di usia yang lebih muda
👦Cenderung join a gang, dan
👦Cenderung menemui kesulitan mendapatkan atau mempertahankan pekerjaan di masa dewasa
Ciri anak yang kekurangan vitamin A adalah lebih rentan terhadap peer pressure:'(
Ayah…
Ingat yuk peran kita sebagai orangtua; anak itu AMANAH; kita mendapatkan tugas dari Allah untuk mengasuh dan membesarkan anak dengan baik dan benar. Sebab itu butuh perjuangan (pikir, rasa, jiwa, tenaga, waktu dan biaya).💪🔥🙏
Ayah…
Yuk pimpin keluarga dengan membuat Visi Pengasuhan bersama Ibu. Visi membuat Ayah dan Ibu lebih mudah mengayuh bahtera keluarga bersama-sama.🚩🇮🇩👌
Keluarga Nabi Ibrahim (QS. Ibrahim: 35-37) mempunyai misi:
✅Penyelamatan aqidah,
✅Pembiasaan ibadah,
✅Pembentukan akhakul karimah dan
✅Pengajaran lifeskill (entrepreneur).
Sedangkan Visi Keluarga Imran (QS. Ali Imran: 35), yakni menciptakan hamba Allah yang taat.
Smg bermanfaat :)