Bunda, apakah ilmumu hari ini? Sudahkah kau siapkan dirimu untuk masa
depan anak-anakmu? Bunda, apakah kau sudah menyediakan tahta untuk
tempat kembali anakmu? Di negeri yang Sebenarnya. Di Negeri Abadi?
Bunda, mari kita mengukir masa depan anak-anak kita. Bunda, mari
persiapkan diri kita untuk itu.
Hal pertama Bunda, tahukah dikau bahwa
kesuksesan adalah cita-cita yang panjang dengan titik akhir di Negeri
Abadi? Belumlah sukses jika anakmu menyandang gelar atau jabatan yang
tertinggi, atau mengumpulkan kekayaan terbanyak. Belum Bunda, bahkan
sebenarnya itu semua tak sepenting nilai ketaqwaan. Mungkin itu semua
hanyalah jalan menuju ke Kesuksesan Sejati. Atau bahkan, bisa jadi, itu semua malah menjadi penghalang Kesuksesan Sejati.
Gusti Allah Yang Maha Mencipta Berkata dalam KitabNya:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya
pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan
dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan.” (QS 3:185)
Begitulah Bunda, hidup ini hanya kesenangan yang menipu, maka
janganlah tertipu dengan tolok ukur yang semu. Pancangkanlah cita-cita
untuk anak-anakmu di Negeri Abadi, ajarkanlah mereka tentang cita-cita
ini. Bolehlah mereka memiliki beragam cita-cita dunia, namun janganlah
sampai ada yang tak mau punya cita-cita Akhirat.
Kedua, setelah memancangkan cita-cita untuk anak-anakmu, maka cobalah memulai memahami anak-anakmu. Ada dua hal yang perlu kau amati:
Pertama, amati sifat-sifat khasnya masing-masing. Tidak ada
dua manusia yang sama serupa seluruhnya. Tiap manusia unik. Pahami
keunikan masing-masing, dan hormati keunikan pemberian Allah SWT.
Yang kedua, Bunda, fahami di tahap apa saat ini si anak berada. Allah SWT mengkodratkan segala sesuatu sesuai tahapan atau prosesnya.
Anak-anak yang merupakan amanah pada kita ini, juga dibesarkan dengan tahapan-tahapan.
Anak-anak yang merupakan amanah pada kita ini, juga dibesarkan dengan tahapan-tahapan.
Tahapan sebelum kelahirannya merupakan alam arwah.
Di tahap ini kita mulai mendidiknya dengan kita sendiri menjalankan
ibadah, amal ketaatan pada Allah dan juga dengan selalu menjaga hati dan
badan kita secara prima. Itulah kebaikan-kebaikan dan pendidikan
pertama kita pada buah hati kita.
Pendidikan anak dalam Islam, menurut Sahabat Ali bin Abitahalib ra, dapat dibagi menjadi 3 tahapan/ penggolongan usia:
- Tahap BERMAIN (“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain), dari lahir sampai kira-kira 7 tahun.
- Tahap PENANAMAN DISIPLIN (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari kira-kira 7 tahun sampai 14 tahun.
- Tahap KEMITRAAN (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai sahabat) kira-kira mulai 14 tahun ke atas.
Ketiga tahapan pendidikan ini mempunyai karakteristik pendekatan yang
berbeda sesuai dengan perkembangan kepribadian anak yang sehat.
Begitulah kita coba memperlakukan mereka sesuai dengan sifat-sifatnya
dan tahapan hidupnya.
Hal ketiga adalah memilih metode pendidikan.
Setidaknya, dalam buku dua orang pemikir Islam, yaitu Muhammad Quthb
(Manhaj Tarbiyah Islamiyah) dan Abdullah Nasih ’Ulwan (Tarbiyatul Aulad
fil Islam), ada lima Metode Pendidikan dalam Islam.
Yang pertama adalah melalui Keteladanan atau Qudwah, yang kedua adalah dengan Pembiasaan atau Aadah, yang ketiga adalah melalui Pemberian Nasehat atau Mau’izhoh, yang keempat dengan melaksanakan Mekanisme Kontrol atau Mulahazhoh, sedangkan yang terakhir dan merupakan pengaman hasil pendidikan adalah Metode Pendidikan melalui Sistem sangsi atau Uqubah.
Bunda, jangan tinggalkan satu-pun dari ke lima metode tersebut, meskipun yang terpenting adalah Keteladanan (sebagai metode yang paling efektif).
Setelah bicara Metode, ke empat adalah Isi Pendidikan itu sendiri. Hal-hal apa saja yang perlu kita berikan kepada mereka, sebagai amanah dari Allah SWT.
Setidak-tidaknya ada 7 bidang. Ketujuh Bidang Tarbiyah Islamiyah tersebut adalah: (1) Pendidikan Keimanan (2) Pendidikan Akhlaq (3) Pendidikan Fikroh/ Pemikiran (4) Pendidikan Fisik (5) Pendidikan Sosial (6) Pendidikan Kejiwaan/ Kepribadian (7) Pendidikan Kejenisan (sexual education). Hendaknya semua kita pelajari dan ajarkan kepada mereka.
Setidak-tidaknya ada 7 bidang. Ketujuh Bidang Tarbiyah Islamiyah tersebut adalah: (1) Pendidikan Keimanan (2) Pendidikan Akhlaq (3) Pendidikan Fikroh/ Pemikiran (4) Pendidikan Fisik (5) Pendidikan Sosial (6) Pendidikan Kejiwaan/ Kepribadian (7) Pendidikan Kejenisan (sexual education). Hendaknya semua kita pelajari dan ajarkan kepada mereka.
Ke lima, kira-kira gambaran pribadi seperti apakah yang kita harapkan
akan muncul pada diri anak-anak kita setelah hal-hal di atas kita
lakukan? Mudah-mudahan seperti yang ada dalam sepuluh poin target
pendidikan Islam ini:
Selamat aqidahnya, Benar ibadahnya, Kokoh akhlaqnya, Mempunyai
kemampuan untuk mempunyai penghasilan, Jernih pemahamannya, Kuat
jasmaninya, Dapat melawan hawa nafsunya sendiri, Teratur
urusan-urusannya, Dapat menjaga waktu, Berguna bagi orang lain.
Insya Allah, Dia Akan Mengganjar kita dengan pahala terbaik, sesuai
jerih payah kita, dan Semoga kita kelak bersama dikumpulkan di Negeri
Abadi. Amin. Wallahua’lam, (SAN)
Catatan:
- Lima Poin Pendidikan Anak: -1.Paradigma sukses-2.Mengenal Tahapan dan Sifat-3.Metode-4.Isi-5.Target.
- Buku Muhammad Quthb (Manhaj Tarbiyah Islamiyah) diterjemahkan dengan judul “Sistem Pendidikan Islam” terbitan Al-Ma’arif Bandung, dan buku Abdullah Nasih ’Ulwan (Tarbiyatul Aulad fil Islam) diterjemahkan dengan judul Pendidikan Anak Dalam Islam.
From : http://www.eramuslim.com
0 komentar:
Posting Komentar